Musabaqah Qira’atil Kutub Bogor Diselenggarakan Perdana di Kecamatan Caringin

Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat Kabupaten Bogor yang pertama, diselenggarakan di Kecamatan Caringin. MQK ke-1 tahun 2024 berlangsung di Hotel Grand Pesona, Caringin, Rabu (23/10). (FOTO: Humas Pemkab Bogor)


Kabupaten Bogor - Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat Kabupaten Bogor yang pertama, diselenggarakan di Kecamatan Caringin. MQK ke-1 tahun 2024 berlangsung di Hotel Grand Pesona, Caringin, Rabu (23/10). Kegiatan MQK pertama ini bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor dengan mengusung tema “Kiprah Santri Untuk Peradaban dan Kerukunan Masyarakat Kabupaten Bogor”.

MQK perdana tersebut berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 22-24 Oktober 2024, dimulai dengan rangkaian acara Sertifikasi Calon Dewan Hakim MQK, Orientasi Dewan Hakim, Sekretaris Majelis dan Panitera MQK 1 Tahun 2024, Pelantikan Dewan Hakim, Sekretaris Majelis dan Panitera MQK 1 Tahun 2024.

Pelaksanaan MQK dilaksanakan pada tanggal 23-24 Oktober dengan sembilan mimbar. Dilanjutkan rapat pleno MQK 1, dan penutupan serta pengumuman peserta Terbaik MQK 1 tahun 2024. Kegiatan diikuti peserta putra dan putri yang berasal dari pondok pesantren di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Zainal Azhari menuturkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menyelenggarakan Musabaqah Qira’atil Kutub yang pertama di tahun 2024. Yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan kemampuan santri dalam melakukan kajian kedalaman ilmu Islam.

“Yang bersumber dari kitab kuning sebagai bagian dari proses kaderisasi ulama dan tokoh masyarakat di masa yang akan datang. Serta terjalinnya silaturahmi serta pondok pesantren di Kabupaten Bogor,” tutur Zaenal Azhari.

Kepala Kemenag Kab Bogor, Syukri Ahmad Fanani mengatakan, Musabaqah Qiraatil Kutub tingkat Kabupaten Bogor yang pertama ini dapat meningkatkan kemampuan para santri dalam kajian sumber-sumber ajaran Islam yang bersumber dari kitab kuning.

“MQK juga ajang kaderisasi ulama masa depan, karena dari sini akan lahir santri dengan pemahaman mendalam tentang ilmu kepesantrenan yang sangat dibutuhkan. Semoga kegiatan ini dapat menjadi sarana membangun umat di masa depan,” jelas Syukri.

Lebih baru Lebih lama